Sehari, Pandansari Hasilkan 17 Ton Sampah

Pemerintah Kota Balikpapan mempertimbangkan untuk membangun sarana pengolahan sampah di kawasan Pasar Pandansari, Balikpapan Barat, guna meminimalisir jumlah sampah di pasar tradisional tersebut. Meski saat ini, sudah berdiri rumah kompos guna mengurangi volume sampah yang masuk di TPS Pandansari. Namun keberadaannya dinilai belum optimal.

Wakil Wali Kota Balikpapan Heru Bambang mengatakan menumpuknya sampah di TPS Pandasari bukan hanya karena sampah itu berasal dari limbah pedagang dalam pasar. Namun juga dari luar pasar, seperti sampah dari pedagang kaki lima (PKL) dan sisa bongkar muat sayur mayur di sekitar pasar.

Jika tidak dicarikan solusi, kondisi ini akan mengganggu orang untuk berbelanja ke pasar. Kenyamanan dipastikan akan hilang karena faktor sampah yang menggunung setiap hari di Pandansari. “Saya baru tahu kalau penumpukannya sampai seperti ini. Saya akan rapatkan khusus dan minta untuk segera ditindaklanjuti,” ujar Wawali Heru, baru-baru ini.

Sampah di TPS Pandansari juga sempat dikeluhkan pedagang. Sanana Sahrir contohnya. Dia mengatakan buka cuma sampah jualan pedagang resmi, masyarakat dan PKL terpaksa buang sampah di TPS yang berada di dalam pasar. Sebab, mereka tidak punya alternatif menampung sampah. “Iya, daripada PKL dan masyarakat luar membuang sampah di sembarang tempat malah merusak pemandangan, dan DKPP (Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman) yang mengalihkannya,” ujar Sanana saat ditemui di sekitar TPS.

Menurutnya bukan masalah siapa yang membuang sampah, tetapi pihak DKPP harus rutin setiap saat mengangkut sampah dari TPS tersebut. Sebab, volumenya setiap hari bertambah dan bau tak sedap sangat mengganggu pedagang dan pembeli di area pasar.

Sementara pedagang lainnya, Udin memilih menghindari terjadinya kesalahpahaman antara pedagang resmi dan PKL serta masyarakat sekitar. Dia hanya meminta DKPP menyediakan TPS di luar pasar untuk memilah sampah pedagang dan masyarakat umum. Apalagi jika ada kendaran bongkar muatan, pasti tempat pembongkaran barang antarpulau banyak sampahnya.

Dikonformasi soal penanganan sampah pasar, Kepala Dinas Pasar H Arbain Side menjelaskan sebelumnya sampah yang ada di TPS Pasar Pandansari untuk pengangkutannya ditangani oleh Dinas Pasar, tetapi setelah TPS gabung maka saat ini DKPP yang mengaturnya. “Dulu memang Dinas Pasar yang menangani masalah pengangkutan, tetapi saat ini DKPP lagi yang bertanggung jawab dan diharapkan keluhan pedagang diperhatikan,” imbuh Arbain Side.

"Mungkin kedepan kita pertimbangkan sarana pengolahan sampah yang lebih baik dari sekarang ini," sambung Wawali Heru. Karena itu, keberadaan rumah kompos yang ada di tempat pembuangan sampah sementara masih belum optimal pemanfaatannya. Karena kerap digunakan oleh pedagang kaki lima yang beroperasi sebelum pasar buka.

“Ya memang harus ditata lagi agar pengolahan sampai lebih baik. Kalau sekarang ini ‘kan terlihat sampah banyak menumpuk karena juga didominasi sampah luar pasar," tandas Heru. Berdasarkan data sementara, produksi sampah di Pasar Pandansari mencapai 17 ton per hari. Sebagian sampah tersebut diolah menjadi kompos dan kembali dimanfaatkan untuk pupuk.

Sebelumnya, pemkot melakukan pengolahan sampah di Pasar Pandansari dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pembangkit listrik. Namun, hal tersebut urung dilakukan karena sampah yang dibuang tidak dipilah terlebih dahulu sehingga petugas kesulitan untuk mengelolanya.

via BP
Tags

Posting Komentar

[disqus]

KPMB-MSC MAKASSAR

{facebook#https://www.facebook.com/kpmbmsc} {twitter#https://twitter.com/kpmb_msc} {pinterest#https://id.pinterest.com/kpmbmsc} {youtube#https://www.youtube.com/channel/UCGWBmUICFgRUm7fptGCOdwQ} {instagram#https://www.instagram.com/kpmb_msc}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget